Beranda | Artikel
Tiga Permintaan Penting Dalam Istikharah - Syaikh Abdussalam Asy-Syuwaiir #NasehatUlama
Kamis, 17 Februari 2022

Tiga Permintaan Penting Dalam Istikharah – Syaikh Abdussalam Asy-Syuwai’ir #NasehatUlama

Banyak orang, ketika beristikharah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, menyangka bahwa setelah salat istikharah, mereka akan bermimpi di malam hari, yang memberitahukan pilihan yang benar di antara dua pilihan, atau ketika dia membuka buku atau Al-Quran, lalu membacanya, kemudian dia mendapat petunjuk, mana yang harus dia pilih, atau dia mendengar bisikan yang menyuruhnya atau melarangnya untuk melakukan sesuatu. Sebenarnya, itu semua tidak ada hubungannya sama sekali! Ibnu Subki berkata, “Guru kami, Syeikh Ibnu az-Zamlakani berkata, ‘Sebagian orang menyangka, bahwa ketika seseorang sudah beristikharah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, akan datang mimpi yang memberikan petunjuk kepadanya, atau suara dan bisikan yang memberinya kabar, padahal bukan seperti itu perkaranya!’”

Semoga Allah menjaga Anda semua, perhatikan hadis Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa ālihi wa sallam tentang istikharah, sebagaimana dalam Shahih Bukhari, dari hadis Jabir bin Abdullah—semoga Allah meridai keduanya— bahwa Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa ālihi wa sallam mengajari para sahabat istikharah, seperti mengajari mereka surat dalam Al-Quran. Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa ālihi wa sallam bersabda, “Ketika seorang dari kalian menginginkan atau bertekad untuk suatu hal, maka hendaknya dia salat dua rakaat, selain salat wajib, kemudian dia berdoa,
ALLAAHUMMA INNII ASTAKHIIRUKA BI-‘ILMIKA

Ya Allah, aku memohon petunjuk dengan ilmu-Mu,

WA ASTAQDIRUKA BIQUDROTIKA WA AS-ALUKA MIN FADHLIKAL ‘AZHIIM

memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu, dan sebagian karunia-Mu yang agung,

FA-INNAKA TA’LAMU WALAA A’LAMU WATAQDIRU WALAA AQDIRU

sesungguhnya Engkau Maha Tahu, sedangkan aku tidak, dan Engkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak,

WA ANTA ‘AL-LAAMULGHUYUUB

dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.”

Perhatikan! Pada lanjutan doanya:

ALLAAHUMMA IN KUNTA TA’LAMU ANNA HAADZAL AMRO KHOIRUN LII

“Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku,

FII DIINII WA-MA’AASYII WA-‘AAQIBATI AMRII

dalam agama dan kehidupanku, serta baik akibatnya untukku.”

atau dia mengucapkan,
‘AAJILIHI WA-AAJILIHI FAKTUBHU LII

“(baik) untukku sekarang dan di masa mendatang, maka tuliskanlah untukku,

WA YAS-SIRHU LII TSUMMA BAARIK LII FIIHI

dan mudahkan bagiku, kemudian berkahilah aku dalam hal tersebut.” (HR. Bukhari)

Seseorang berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, jika pilihannya tersebut adalah kebaikan baginya, agar Allah: (1) menuliskan (mewujudkan) untuknya, (2) memudahkan baginya, dan (3) memberkahinya dalam pilihannya itu. Dia memohon tiga perkara tersebut kepada Allah.

Jadi, seseorang tidak berdoa, “Ya Allah, jika perkara ini baik, maka tunjukkanlah dalam mimpiku, atau tunjukkan kepadaku bisikan atau perkataan yang menunjukkan bahwa aku harus melakukannya atau tidak.”

Istikharah sama sekali bukan seperti itu! Tapi hendaknya dia lakukan apa yang dia inginkan. Oleh sebab itu, pada akhir hadis disebutkan, kemudian hendaknya dia lakukan tekadnya. Jadi, dia lakukan apa yang menjadi tekadnya.

Jika kemudian ada kesulitan yang menghambatnya, walaupun seseorang merasa jiwanya tenang ketika melakukannya, ini berarti lebih baik dia meninggalkannya, walaupun jiwanya terasa sempit, padahal dia sudah istikharah kepada Allah ‘Azza wa Jalla berkali-kali, karena istikharah termasuk doa, sehingga dianjurkan untuk diulang-ulang.

Ketika seseorang sudah beristikharah kepada Allah ‘Azza wa Jalla berulang kali, kemudian dikabulkan doanya dan dia melakukan apa yang mau, kemudian banyak kemudahan dalam langkahnya, hingga apa yang dia inginkan tercapai, berarti itulah yang baik untuknya.

Karena, apa yang Anda minta kepada Allah ‘Azza wa Jalla? Bukan ketenangan jiwa, bukan pula mimpi dari Allah ‘Azza wa Jalla, melainkan meminta agar Allah menuliskan (mewujudkannya) untuk Anda.

Yaitu, dari apa yang telah Allah ‘Azza wa Jalla firmankan, kemudian ditetapkan, yang darinya malaikat menyalin dan menuliskannya untuk manusia.

Jadi, apa yang Allah ‘Azza wa Jalla tuliskan bagi Anda dengan mengabulkan doa Anda, itulah yang akan terjadi, maka lakukanlah pilihan Anda! dan jangan berbalik karena suatu hal atau yang lainnya.

================================================================================

إِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ إِذَا اسْتَخَارَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ

ظَنَّ أَنَّ الْفَائِدَةَ مِنَ الْاِسْتِخَارَةِ هِيَ أَنَّهُ سَيَأْتِيهِ مَنَامٌ

فِي لَيْلِهِ فَيُنَبِّهُهُ إِلَى الصَّوَابِ مِنْ أَمْرَيْنِ

أَوْ أَنَّهُ يَفْتَحُ كِتَابًا أَوْ مُصْحَفًا فَيَنْظُرُ فِيهِ

فَيَرَى فِيهِ الدَّلِيلَ لِمَا اخْتَارَ

أَوْ أَنْ يَأْتِيَهُ سَامِعٌ فَيَقُولُ لَهُ افْعَلْ كَذَا أَوْ لَا تَفْعَلْ كَذَا

وَالْحَقِيقَةُ أَنَّهُ لَا شَيْءَ مِنْ ذَلِكَ بَتَّةً

قَالَ ابْنُ السُّبْكِيُّ قَالَ شَيْخُنَا ابْنُ الزَّمْلَكَانِيُّ إِنَّ بَعْضَ النَّاسِ يَظُنُّ

أَنَّهُ اسْتَخَارَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ

فَسَوْفَ تَأْتِيهِ رُؤْيَةٌ تَدُلُّهُ

أَوْ يَأْتِيهِ صَارِخٌ وَمُنَبِّهٌ فَيُنَبِّهُهُ وَلَيْسَ الْأَمْرُ كَذَلِكَ

وَتَأَمَّلْ يَا رَعَاكَ اللهُ فِي حَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ فِي الْاِسْتِخَارَةِ

فَفِي صَحِيحِ الْبُخَارِيِّ مِنْ حَدِيثِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَلِّمُهُمُ الاِسْتِخَارَةَ

كَمَا يُعَلِّمُهُمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ قَالَ

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ

فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ

وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ

فَإِنَّكَ تَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَتَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ

وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ

انْظُرْ: اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِي

فِي دِينِى وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي

أَوْ قَالَ :عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاكْتُبْهُ لِي

وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ

فَالْمَرْءُ يَدْعُو اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِنْ كَانَ فِي الْأَمْرِ خِيْرَةً لَهُ

أَنْ يَكْتُبَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ وَأَنْ يُيَسِّرَهُ لَهُ ثُمَّ يُبَارِكَ لَهُ فِيهِ

يَسْأَلُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ ثَلَاثَةَ أُمُورٍ

لَمْ يَقُلِ الْمَرْءُ فِي دُعَائِهِ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا الْأَمْرُ خَيْرًا فَأَرِنِي فِي مَنَامِيْ رُؤْيَةً

أَوْ أَظْهِرْ لِيْ صَارِخًا أَوْ كَلِمَةً تَدُلُّنِي عَلَى الْإِقْدَامِ أَوِ الْإِحْجَامِ

فَلَيْسَ الْأَمْرُ كَذَلِكَ بَتَّةً

وَإِنَّمَا يُقْدِمُ عَلَى أَمْرِهِ وَلِذَلِكَ جَاءَ فِي حَدِيثٍ فِي آخِرِهِ

ثُمَّ لِيَمْضِي لِشَأْنِهِ

فَيَمْضِي الْمَرْءُ فِي شَأْنِهِ

فَإِنْ جَاءَ عَائِقٌ فَعَاقَ

وَلَوْ كَانَتِ النَّفْسُ مُرْتَاحَةً لِلْإِقْدَامِ عَلَيْهِ

فَالْخِيْرَةُ فِي الْعَدَمِ

وَإِنْ كَانَتْ نَفْسُهُ مُنْقَبِضَةً وَقَدِ اسْتَخَارَ الْمَرْءُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ مَرَّاتٍ

لِأَنَّ الْاِسْتَخَارَةَ دُعَاءٌ وَالدُّعَاءُ يُشْرَعُ التِّكْرَارُ

وَقَدِ اسْتَخَارَ الْمَرْءُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ مَرَّاتٍ

فَاسْتُجِيبَ دُعَائُهُ فَأَقْدَمَ

وَكَانَ فِي سُهُولٍ مُحْجِمَةٍ

فَتَحَقَّقَ هَذَا الْأَمْرُ فَالْخِيْرَةُ فِيهِ

لِأَنَّكَ سَأَلْتَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ مَاذَا ؟

لَيْسَ رَاحَةَ نَفْسِكَ وَلَمْ تَسْأَلِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ الّرُّؤْيَةَ

وَإِنَّمَا سَأَلْتَهُ أَنْ يَكْتُبَهُ لَكَ

أَيْ فِيمَا يَذْكُرُهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ وَيُثْبِتُهُ

وَهُوَ الَّذِي تَأْخُذُ مِنْهُ الْمَلَاَئِكَةُ فَتَكْتُبُهُ لِلْآدَمِيِّ

إِذَنْ فَمَا كَتَبَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِنْ أُُجِيبَ دُعَاءُكَ

هُوَ الَّذِي سَيَكُونُ فَأَمْضِ لِشَأْنِكَ

وَلَا تَلْتَفِتْ لِخَاطِرٍ وَلَا لِغَيْرِهِ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/tiga-permintaan-penting-dalam-istikharah-syaikh-abdussalam-asy-syuwaiir-nasehatulama/